
OLEH: SANGAJI FURQAN JURDI
(AKTIVIS IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH)
Akan tetapi dapatkah sebuah kalimat yang kecil ini mampu untuk melakukan sebuah perubahan yang begitu besar, bahkan mencakup seluruh dunia ini?
Tidak bisa disangkal lagi bahwa kalimat ini merupakan aksioma kebenaran, yang merupakan kalimat thaybah yang berguna bagi umat manusia.Lalu apakah dengan mengucapkannya saja dapat mendapatkan perubahan, semangat dan pergerakan yang sedemikian besar? Kalau hanya mengucapkannya tanpa diikuti dengan tindakan kalimat ini sama sekali tidak berfaedah sedikitpun.
Seorang yang mengucapkannya harus siap menjalankan konsekuensinya.Konsekuensi dari kalimat ini ialah bahwa hanya Allah satu-satunnya Tuhan, dan Muhammad Saw sebagai satu-satunya panutan.Mengucapkan la ilaha illallah berarti membuat perjanjian dengan Allah dan seluruh dunia menyaksikan perjanjian itu dan juga siap menerima bimbingan Rasulullah dengan mengucapkan Anna Muhhammadur Rasulullah.
Setelah mengakui Allah sebagai Tuhan dan berwewenang atas diri kita, maka kita perlu tahu apa saja yang menjadi perintah-perintahNya, pekerjaan-pekerjaan apa saja yang harus dilakukan untuk membuatNya senang kepada kita, dan perbuatan apa saja yang harus dijauhi agar tidak terkena murkaNya. Aturan hidup mana yang harus diikuti untuk memperoleh ampunanNya dan hukum mana yang tidak boleh dilanggar, yang kalau di langgar akan memperoleh hukumaNya? Allah telah menunjuk Muhammad Saw sebagai utusannya, untuk menerangkan masalah-masalah ini dan mengirimkan kitab-Nya dengan perantarannya.
Rasulullah hidup menurut aturan yang sesuai dengan Perintah-perintah Allah, dan dengan demikian menjadi teladan bagi semua orang muslim bagaiman harus mengatur hidup mereka. Jadi ketika seorang mengucapkan Muhammadur rasulullah, berarti pada saat itu orang tersebut telah menyatakan kesediaannya untuk mengikuti aturan dan hukum yang diberikannya dan menolak atruan hukum yang bertentangan dengan aturan dan hukumnya.Bila seorang telah menyatakan kesediaan ini, lalu tidak mengikuti dan mematuhi aturan dan hukum yang diberikannya, dan mengikuti aturan serta hukum buatan manusia di dunia ini, maka orang tersebut adalah seorang pendusta dan penipu paling besar di dunia.
AZAB ALLAH BAGI YANG MENGUCAPKAN KALIMAT TAUHID
Mungkin judul ini agak aneh dan pembaca akan menjadi bingung. Kenapa orang yang mengucapkan kalimat tauhid mendapatkan kehinaan, padahal kalimat ini menjadi pintu utama keselamatan? Hal ini yang harus kita pikirkan secara mendalam, kenapa umat Islam sekarang ini mendapatkan kehinaan yang begitu sangat besar di dunian ini?Kenapa mereka yang mengucapkan kalimat ini mendapatkan musibah, bencana dan berbagai kemeralatan yang terjadi?Umat Islam kini menjadi mayoritas dari kaum-kaum yang mengangkat tangan dan meminta-minta, menjadi orang yang terbelakang, menjadi kaum yang lemah, menjadi orang yang tak memiliki apa-apa.Apakah sedemikian “kejam”-nya Allah sehingga membuat umat Islam menjadi terhina dan terbelakang seperti sekarang ini?
Baca Juga:TAUHID SEBAGAI MANHAJ HIDUP (1)
TAUHID SEBAGAI MANHAJ HIDUP (2)
Tauhid Sebagai Manhaj Hidup(3)
Kita perlu merenungi secara mendalam supaya menyadari apa yang terjadi pada diri kita sendiri. Abul A‘la al-Maududi menganalogikan orang yang hanya mengucapkan kalimat syahadat namun tidak melakukannya, seperti orang yang kedinginan lalu berteriak selimut! Selimut! Selimut! Apakah dengan kata-kata itu saja dapat menghilangkan kedinginan yang? Kalau saja ketika kedinginan lalu mengambil sehelai kain dan membungkus diri anda maka akan menghilangkan rasa dingin itu. Kaum muslimin sekarang ini sudah seperti orang yang lagi kehausan kemudian berteriak air! air! air! apakah dengan berteriak itu dapat menghilangkan rasa haus yang yang ada? Bahkan semakin keras kita berteriak semakin mencekik kehausan yang akan dirasakan, bahkan akan menyebabkan kematian yang sangat konyol. Coba kalau merasa kehausan lalu mengambil air segelas lalu mengambil air untuk diminum, pasti akan membantu untuk menghilangkan kehausan yang tengah mencekik itu.
Begitupun dengan kalimat syahadat ini, kalau hanya diucapkan tanpa di sertai dengan perbuatan maka itu merupakan hal yang sia-sia dan bahkan menjadi beban yang membunuh bagi diri yang mengucapkannya. Lebih baik tidak mengucapkannya sama sekali, karena munafik itu lebih berbahaya dari kafir, bahkan karena kemunafikan itu anda akan lebih hina dari orang kafir. Apalah gunanya kata-kata kalau tidak di ikuti dengan perbuatan, apa gunannya teori yang banyak tanpa interpetasi dan aksi. Semua itu akan menambah beban yang menyakitkan. Dan inilah yang di alami oleh umat islam sekarang ini, merasa diri sebagai hamba Allah yang mengucapkan kalimat syahadat, sebuah persaksian yang absolut, bahwa Tuhan hanya Allah saja Tuhan yang menguasai segalanya dan hanya Muhammad yang patut di contohi segala tindakan dan perbuatannya, akan tetapi ucapan demikian hanya di mulut saja dan tidak di sertai dengan tindakan. Sebuah kemunafikan yang sangat menyakitkan, maka keterbelakangan, kesengsaraan dan kehancuran itu di sebabkan perbuatan tangan manusia sendiri.Maha Besar dan Maha Kuasa Allah dengan segala yang dimilikinya.
Seorang muslim telah menyadari bahwa Allah akan memberikan rahmat dan karunia kepada hambanya yang Muslim dan akan mengangkat derajatnya lebih dari yang lain, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Pertanyaannya sekarang kenapa orang-orang muslim terhina sekarang ini? Apakah rahmat Allah sudah dilimpahkan kepada kita atau tidak?Disini tidak membicarakan akhirat, apapun yang terjadi disana, itu urusan nanti, tetapi yang penting melihat kedudukan umat Islam di dunia ini. Seperti umat Islam di Indonesia yang hampir 90 % jumlah, Tetapi tidak berdaya terhadap fenomena social, bahkan selalu dituduh yang “yang bukan-bukan” dan malah menjadi penonton dalam kehidupan sosial politik.
Apakah yang terjadi di negara yang mayoritas umat Islam ini, hingga umat Islam yang mayoritas ini, sering di buat “tak berdaya” dalam persoalan kehidupan social dan politik dinegarannya.
©Civil Institute

2 tanggapan untuk “TAUHID SEBAGAI MANHAJ HIDUP (4) : Azab Allah Bagi Yang Mengucapkan Kalimat Tauhid”