TAUHID SEBAGAI MANHAJ HIDUP (5): Azab Allah Bagi Yang Mengucapkan Tauhid

Sangaji Furqan Jurdi
SANGAJI FURQAN JURDI AKTIVIS IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

OLEH: SANGAJI FURQAN JURDI

Apakah ini semua rahmat Allah? Apabila ini semua bukan rahmat Allah, melainkan kemurkaan, maka alangkah anehnya sebagai orang yang muslim mendapatkan kemurkaan Allah! Umat Islam dikatakan sebagai umat yang selamat dan umat yang ditinggikan derajatnya disisi Allah, tapi kita berada dalam lumpur kehinaan, kita semua orang muslim, tetapi kita hidup sebagai budak-budak! Hal ini betul-betul tidak mungkin. Bila seorang muslim adalah orang yang dicintai Allah bagaimana mungkin ia hidup terhina didunia ini? Apakah Allah swt, seperti dewa-dewa penindas sehingga sementara umat Islam yang menjalankan kewajiban-kewajiban kepadan-Nya dan menaati perintah-Nya, dia membiarkan orang-orang yang menantangnya menjadi penguasa dan mengangkatnya, dan menghukum hamba-Nya yang muslim akibat karena kepatuhannya? Apabila kaum muslimin percaya bahwa Allah bukanlah penindas dan bila kaum muslimin percaya bahwa balasan terhadap kepatuhan kepada Allah tidak mungkin dengan kehinaan, maka umat Islam harus mengakui bahwa ada sesuatu yang salah dalam pengakuannya sebagai seorang muslim. Pengakuan keimanan itu bukan dari kartu penduduk!

Tiada lain kemunduran dan keterbelakangan umat Islam disebabkan oleh ketidakpatuhannya terhadap ajaran-ajaran yang telah diikrarkan dalam sumpah persaksiannya, umat Islam tidak menundukkan sikap dan kesetiaannya kepada Allah dan RasulNya. Ajaran-ajaran yang dianutnya dimasukkan dalam lemari es kemudian membeku dan tak berarti. Ini tidak dikhususkan bagi ummat Islam saja. Ummat-ummat yang lain-pun kalau tidak memperlihatkan kepatuhannya kepada ajaran dan kepercayaanya maka ia kehilangan konsep hidupnya. Sekarangpun kita dapat melihat bahwa pengikut sebenarnya dari sebuah ajaran itu adalah mereka yang betul-betul setia kepada ajaran tersebut dengan seluruh hati dan jiwa mereka, meleburkan diri, keluarga, istri dan anak-anaknya dalam ajaran yang mereka anut.Setiap ajaran didunia ini menghendaki adanya penyikut yang ikhlas dan setiap ajaran serta ideologi hanya bisa memperoleh kekuasaan dengan penyikut yang taat dan ikhlas.

Tapi ada perbedaan antara ajaran Islam dan ajaran yang lainnya. Kita melihat ajaran-ajaran yang lain menuntut dari manusia pengabdian dan pengorbanan-diri, sebenarnya tidak berhak mereka menuntut seperti itu. Tuntutan seperti itu tidak layak mereka ajukan terhadap manusia. Dan Islam mengajukan hal yang demikian karena memang haknya. Ajaran-ajaran lain tidak memiliki alasan apapun untuk menuntut manusia agar mengorbankan seluruh hidup mereka untuknya. Tetapi Allah memiliki alasan untuk menundukkan manusia beriman dan menyerahkan diri padaNya. Karena Allah penguasa langit dan bumi, semua itu dibawa penguasaan-Nya, semua yang ada adalah milikNya dan juga semua yang ada itu memasrahkan diri padaNya. Begitupun yang ada pada manusia, semua itu adalah milik Allah. Oleh karena itu sesuai dengan keadilan dan akal sehat bahwa apapun yang menjadi milik Allah harus diserahkan kepadaNya saja. Dan apapun yang dikorbankan oleh manusia terhadap manusia lain, untuk kepentingan dirinya sendiri dan hawa nafsunya, itu namanya pengkhianatan terhadap amanat. Kecuali dilakukan atas perintah Allah, menurut cara yang telah ditentukanNya. Sebaliknya, apapun yang dikorbankan untuk Allah, pada hakekatnya hanyalah memberikan hak yang memang menjadi milik-Nya.

Baca Juga: TAUHID SEBAGAI MANHAJ HIDUP (4) : Azab Allah Bagi Yang Mengucapkan Kalimat Tauhid,
Tauhid Sebagai Manhaj Hidup(3)
TAUHID SEBAGAI MANHAJ HIDUP (2)
TAUHID SEBAGAI MANHAJ HIDUP (1)

Sifat kepasrahan kepada pemilik segala sesuatu yang ada pada kita, akan mengantarkan kita pada pencapaian puncak, yakni kesadaran diri dan sifat tahu diri. Bahwa semua ini adalah amanat dan harus dijaga. Allah telah menciptakan tangan, kaki, kepala, mata, hidung, telinga, akal, perut, dan lain-lain itu adalah satu kesatuan yang menjadi amanat Allah untuk kita melakukan pemunian terhadap-Nya. Semua itu tidak diciptakan sia-sia melainkan dengan tujuan agar kita tahu diri dan selalu mengingat pencipta sekaligus pemilik-Nya.

Allah telah mengirimkan Al-qur’an kepada kita agar kita membaca dan memahaminya, supaya kita mengenal Allah, dan tahu bagaimana cara menjadi hamba yang patuh. Allah telah mengutus Rasul-Nya untuk mengajarkan cara menjadi seorang Muslim. Apakah kita sudah mencoba untuk mengetahui apa yang diajarkan oleh rasul-Nya itu? Allah menunjukkan kepada kita jalan untuk memperoleh kehormatan didunia dan diakhirat.Apakah kita sudah menuruti jalan tersebut? Allah telah memberitahukan kita perbuatan-perbuatan yang bagaimana yang dapat merendahkan kedudukan manusia didunia dan diakhirat nanti. Apakah perbuatan tersebut sudah kita hindari? Kalaulah kita tidak mengetahui jawaban dari pertanyaan ini tiada lain bahwa kita tidak mempunyai pengetahuan terhadap kitab Allah dan kehidupan utusan-Nya, maka bagaimana kita disebut Muslim yang patut menerima rahmatRya? Sedangkan pahala yang kita peroleh sebanding dengan derajat yang kita peroleh di dunia dan begitu pula diakhirat nanti.

Demikianlah ajaran Islam ini, yang mengajak manusia untuk menjadi manusia seutuhnya, dengan sebuah pengakuan yang penuh dengan kesengajaan tanpa paksaan dan harus disertai dengan pengetahuan. Pengakuan akan keesaan Allah Swt harus disertai dengan kesadaran dan pengetahuan, sehingga ketika kita mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan, secara langsung kita menolak semua selain dari Allah untuk dijadikan sebagai Tuhan. Lalu Allah menyuruh Muhammad Saw untuk menyampaikan risalahNya, maka tidak ada seorang guru yang patut dicontohi selain daripada Muhammad Saw. Begitulah Islam ini mengajarkan manusia untuk mengabdikan diri kepada Allah tanpa terpenjara olehNya. Dan sifat ketundukan kita kepadNya adalah kemerdekaan yang hakiki kita sebagai manusia. Oleh sebab itu marilah kita sebagai muslim yang telah mengikrarkan diri untuk beriman kepada Allah agar senantiasa menyadari dengan penuh kerendahan diri kepadaNya, bahwa semua ajaran Allah yang telah disampaikan oleh para Nabi dan khusunya Muhammad Saw adalah sebuah kemenangan yang nyata bagi kita manusia.

©Civil Institute.

Diterbitkan oleh Pemuda Madani

Corong Pemuda Madani: Literasi Narasi Revolusi

Satu pendapat untuk “TAUHID SEBAGAI MANHAJ HIDUP (5): Azab Allah Bagi Yang Mengucapkan Tauhid

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai