Oleh : Harmoko*
Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah merupakan agenda semua kader IMM, milad bukan juga agenda rutinitas yang harus dilakukan setiap tahun namun milad merupakan agenda untuk mengevaluasi perjalan panjang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Selama Ini.
Milad IMM bukan milik DPP, DPD, CABANG dan Komisariat tapi seeperti yang disebutkan diatas milik semua kader, kewajiban kader IMM adalah merayakan milad ikatan mahasiswa muhammadiyah.
Ditengah para kader ikatan mahasiswa muhammadiyah sedang merasa senang, bahagia melaksanakan milad tapi pada sisi lain di kejutkan lagi dengan kepetusan tuan rumah MUKTAMAR, sehingga saya secara pribadi melihat semakin tidak sehat dalam berorganisasi ini.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah merupakan organisasi kemasiswa yang sangat anti politik praktis. Namun kondisi dewasa ini memperlihatkan IMM tidak jauh berbeda dengan partai politik yang lebih mementingkan tahta, jabatan dan mengabaikan kemaslahatanya.
Berbagai dinamika dan problem yang dihadapi oleh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sangat di sayangkan terjadi yang menimpa IMM, bukanya IMM semakin maju malah semakin mundur, tapi itu semua adalah dinamika dalam berorganisasi.
Keputusan tuan rumah muktamar yang di putuskan pada saat acara puncak milad kemarin merupakan keputusan yang membuat gaduh kader ikatan mahasiswa muhammadiyah di setiap level pimpinan. Di samping itu tuan rumah muktamar di jawa timur itu merupakan ketidakpahaman Dewan pimpinan pusat ikatan mahasiswa muhammadiyah dalam memahami anggaran dasar anggaran rumah tangga.
Oleh karena keterbatasan memahami AD/ART sehingga menimbulkan keputusan yang salah, dari rangkain peristiwa yang terjadi beberapa bulan terakhir ini saya melihat tidak adanya etika yang baik yang dibangun oleh DPP IMM untuk menyelesaikan persolan, justru malah melempar wacana dan keputusan yang menggelitik dan membuat geger kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah di indonesia.
IMM bukan lembaga politik tapi IMM adalah organisasi kemahasiswaan yang menjunjung tinggi etika, moral dan musyawarah dan mufakat tapi kalau DPP IMM model kepemimpinanya seperti dewasa ini apa bedanya IMM dengan partai politik.
Kalaulah IMM seperti negara yang didalamnya ada lembaga peradilan, saya adalah orang pertama yang akan menggugat oknum DPP IMM dan keabsahannya ke lembaga peradilan untuk mempertanggung jawabkan perbuatanya, karena saya melihat semakin hari semakin tidak sehat orang-orang yang memimpin IMM.
Kembali pada keputusan muktamar yang lagi viral dibicarakan dimedia sosial, secara konstitusional DPP IMM tidak punya kewenangan untuk menunjuk tuan rumah muktamar sebab muktamar itu akan dibicarakan di forum tanwir sebagai forum tertinggi kedua dari muktamar dan melibatkan DPD se indonesia untuk mempresentasiikan kesiapannya masing-masing bukan malah comot begitu saja. Oleh karena demikian keputusan tuan rumah muktamar di jawa timur saya meragukan keabsahanya, karena saya belum menemukan landasan yuridis untuk memperkuat keputusan tuan rumah muktamar di jawa timur.
Persoalan DPP IMM semakin rumit dan menggangu cara pandang pubik terhadap IMM maka kalau kita mencari mana kelompok yang benar dan mana kelompok yang salah saya pribadi mengatakan semuanya sama-sama salah dan sama-sama benar. Mencai kelompok yang salah dan benar itu bagi saya tidak akan menemukan titik temu.
Dualisme Dewan pimpinan pusat IMM ini juga membuat martabat dan Integritas Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai intelektual profetik itu hilang tampah arah, lewat tulisan ini saya ingin sampaikan bahwa kunci untuk menangani konflik DPP IMM ini adalah mesti ada pihak ketiga untuk memanggil kedua belah pihak dan menyelesaikannya.
Sepanjang belum ada pihak ketiga yang akan menpertemukan kedua belah pihak maka dualisme kepempinan DPP IMM ini akan semakin besar dan membuat gadu organisasi mulai dari DPP, DPD, CABANG dan komisariat.
Dosa-dosa yang dilakukan oleh oknum-oknum yang ingin memanfaatkan Ikatan mahasiswa muhammadiyah kini menjadi beban bagi seluruh kader IMM se indonesia untuk menanggungnya dan bahkan tampa rasa malu orang-orang seperti ini mengaku dan menyebutkan dirinya sebagai kader IMM.
*Penulis Adalah Ketua Umum IMM Cabang Bima 2016-2017
