
Kunjungan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo ke Bima menjadi sorotan banyak pihak. Seyogyanya, kehadiran menteri oleh pemerintah Daerah Kabupaten Bima dimanfaatkan untuk menyampaikan aspirasi petani dan membicarakan jaminan kesejahteraan bagi petani.
Muslihun Yakub, dalam Akun Facebooknya menilai kehadiran menteri di Bima banyak yang berlalu begitu saja. Ia menilai pemerintah kabupaten Bima tidak memiliki gaya diplomasi untuk meyakinkan pemerintah Pusat, dalam memperjuangkan nasib petani.
“Setiap diplomasi selalau melahirkan kesepakatan dan juga “keuntungan” bagi para pihak, termasuk petani yang menjadi isu sentral diplomasi. Namun empat tahun lebih diplomasi “pegang bawang” tak menghasilkan apa-apa. Inilah wajah penyok diplomasi pemerintah IDP di mata pemerintah pusat.” ungkap Muslihun.
Bahkan ia mengatakan, Sejak IDP dilantik pada 17 Februari 2016 silam, sudah berapa banyak menteri dan pejabat pusat yang mengahadiri serangkaian seremonial atas nama petani di Bima, namun tidak berbuah apa-apa.
“Kehadiran menteri dan sejumlah pejabat pusat tersebut hanya memoles citra pemerintah IDP, namun nihil kemanfaatan terhadap nasib dan keberlanjutan hidup petani.” Kata Muslihun.
Bagi dia kehadiran menteri itu harus memberikan solusi atas masalah petani, bukan sekedar untuk pencitraan pemerintah Daerah.
“Dari banyak kunjungan pejabat pusat tersebut, sama sekali tidak terdengar harga obat-obatan turun dan harga hasil tani mengalami kenaikan, minimal harga stabil saat puncak musim panen. Tutup Muslihun.
